Mungkin sebagian dari kita berpikir kalau anak - anak jaman sekarang sudah tidak perduli dengan budaya tradisional, mereka lebih bangga dengan budaya luar daripada budaya mereka sendiri, atau kalau bahasa gaulnya :Seperti kacang yang lupa dengan kulitnya".

Padahal budaya sebenarnya tidak kalah dengan budaya asing, bahkan bisa dikatakan lebih bagus. Kita mempunyai stok tarian yang melimpah, alat musik berbagai bentuk, lagu daerah yang keren - keren dan berbagai suku dan budaya yang beraneka ragam. kurang apa coba?

Bisa dikatakan ini merupakan dampak buruk dari globalisasi. Budaya barat jadi masuk gitu aja ke negeri kita. Ditambah lagi masyarakat kita juga kurang bisa menyaring budaya yang masuk itu.

Nah, melihat kondisi tersebut maka SMAN 10 Yogyakarta tergugah untuk membangkitkan kembali kecintaan terhadap budaya nasional, terutama batik yang merupakan salah satu ciri khas kota Jogja. Tahu sendiri kan kalau zaman sekarang udah jarang banget orang yang mau dan niat belajar batik. SMAN 10 atau dikenal juga dengan sebutan Bhineka Pancanaka mencoba untuk memfasilitasi hal itu.

Ekskul membatik ini diadakan setiap hari selasa, rabu, dan kamis sehabis pulang sekolah. Di sini kita bakal diajari tekhnik membuat batik dan langsung dipraktekkan. Ekskul ini juga gak bikin bosen karnga sambil membatik kita bisa sekalian bercanda - canda sama temen - temen, pokoknya fun banget deh!

Ekskul ini sudah dimulai pada semester dua kemarin bersamaan ditetapkannya full day school. Jadi, jika dari pagi sampai siang otak kalian udah penuh dengan berbagai tugas dan materi, ekskul membatik ini dapat melepas penat sekaligus mendapat ilmu yang bermanfaat.

Selain ekskul batik, kita juga bisa melestarikan budaya batik dengan cara memakai baju batik. Di SMAN10, Setiap hari kamis dan jumat para suswa, guru serta karyawan diwajibkan memakai pakaian batik guna melestarikan budaya batik di sekolah. Mari kita bersama sama melestarikan budaya tradisional kita, kalau bukan kita siapa lagi?